INFOASN.ID – Arti Peribahasa Harapkan Guruh Guntur Di Langit, Air Di Tempayan Ditumpahkan
Arti kata “peribahasa” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu atau ungkapan, kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Arti Peribahasa Harapkan guruh guntur di langit, air di tempayan ditumpahkan
Mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang telah ada dilepaskan
Kesimpulan
Arti peribahasa harapkan guruh guntur di langit, air di tempayan ditumpahkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mengharapkan sesuatu yang belum tentu, barang yang telah ada dilepaskan
Arti peribahasa lainnya :
Selain arti peribahasa harapkan guruh guntur di langit, air di tempayan ditumpahkan, berikut beberapa arti peribahasa lainnya yang mungkin menarik untuk diketahui:
Sudah panjang langkahnya
Artinya : Sudah meninggal
Gayung tua, gayung memutus
Artinya : Perkataan orang tua-tua biasanya benar
Jikalau karena sebuah dusun maka binasa negeri, haruslah dusun itu dibuangkan
Artinya : Jika karena seorang, kerukunan hidup di masyarakat terganggu, maka sebaiknya singkirkanlah orang itu.
Pahit dahulu, manis kemudian
Artinya : Hendaklah ditentukan syarat-syarat yang nyata dahulu supaya tidak timbul perselisihan di belakang (dalam membuat perjanjian)
Tak lalu dandang di air, di gurun ditanjakkan
Artinya : Dengan berbagai-bagai ikhtiar untuk menyampaikan maksudnya
Punggung parang sekalipun jika selalu diasah, akan tajam juga
Artinya : Sebodoh-bodoh orang, apabila selalu belajar, akan pandai juga
Laba sama dibagi, rugi sama diterjuni
Artinya : Bersahabat sehidup semati
Ular dipalu biar mati
Artinya : Memberantas kejahatan hingga tuntas.
Hendak mara bedil bertinak, hendak undur gelar telah besar
Artinya :
- Orang berpangkat/berkuasa yang berada dalam keadaan yang serba salah
- hendak memelihara derajat uangnya tidak cukup, tetapi hendak mengundurkan diri malu karena pangkatnya sudah tinggi.
Sudah calit jangan palit
Artinya : Tidak perlu (sebaiknya jangan) memperkeruh suasana.
Seperti gula dalam mulut
Artinya :
- Pekerjaan yang sangat mudah
- Sesuatu yang sudah dikuasai
Berkuak pedang, berbelah buluh
Artinya : Membagi-bagikan harta karena telah bercerai/putus persaudaraan.
Seperti mentimun dengan durian
Artinya : Perlawanan yang tidak sebanding (antara orang lemah dan orang kuat, orang bodoh dan orang pandai)
Orang tua diajar makan pisang
Artinya : Orang yang sudah tahu (ahli, pandai) tidak usah diajari
Punggur rebah, belatuk menumpang mati
Artinya :
- Bencana yang menimpa orang besar, orang bawahannya turut terkena akibat buruknya
- Jika orang yang menjadi pelindung (seperti majikan dan sebagainya) jatuh, anak buahnya pun akan menderita akibatnya
Jika pandai menggunting, hendaklah pandai menjahitnya
Artinya : Sesuatu pekerjaan yang telah dimulai/dikerjakan, sebaiknya jangan dibiarkan terbengkalai.
Bagai anak nangui
Artinya : Hanya bermalas-malasan di rumah orang lain. (nangui = babi kecil yang banyak anaknya)
Hitam mata itu mana boleh bercerai dengan putihnya
Artinya : Orang yang sedang bercinta tidak mudah dipisahkan
Hitam dikatakan putih, putih dikatakan hitam
Artinya : Tidak mengatakan yang sebenarnya (yang baik dikatakan buruk dan sebaliknya)
Masuk tiga, keluar empat
Artinya : Pengeluaran lebih besar daripada pendapatan
Lihat juga :
1. Kumpulan Arti Peribahasa lainnya DI SINI
2. Free Tryout SKD CPNS (4000+ soal) DI SINI
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia DI SINI
Demikian informasi “Arti Peribahasa Harapkan Guruh Guntur Di Langit, Air Di Tempayan Ditumpahkan”, semoga bermanfaat, silahkan Klik LIKE dan SHARE kepada teman-teman yang lain.